Pada jaman dvapara, ada seseorang pulinda (orang yang hidup di gunung, golongan orang dibawah Sudra) yang bernama Cakrika. Namun dia memiliki sifat kebrahmanaan; toleransi, berbuat kekerasan, mengendalikan marah, nafsu dan indria-indria lainnya. Dia tidak mempelajari kitab suci namun entah bagaimana dia mempunyai pelayanan Bakti yang spontan kepada Sri Visnu.
Setiap hari dia mengingat nama Pemegang Cakra, Hari Kesava, Vadudeva dan Janardana Setiap saat dia mempersembahkan buah-buahan yang dia peroleh dari hutan pegunungan kepada Sri Visnu. Namun sebelum dia mempersembahkan buah-buahan yang dia peroleh dari hutan pegunungan kepada Sri Visnu. Namun sebelum dia mempersembahkan buah-buahan itu, dia mencicipi dulu apakah buah itu manis atau tidak. Kalau buah-buahan itu manis rasanya maka dikeluarkan lagi dari mulut dan dengan senang hati dia mempersembahkan buah-buahan itu kepada Visnu.
Pada suatu hari, ketika dia sedang berkeliling di hutan tiba-tiba dia menemukan sebiji buah yang masak. Pohon itu bernama Prilaya. Dia tidak pernah menemukan buah itu sebelumnya. Dengan bahagia dia memetik dan memasukkan buah itu kedalam mulut untuk mencicipi rasa buah itu.
Tiba-tiba buah itu masuk sampai kedalam kerongkongannya. Sambil memegang lehernya agar buah itu tidak masuk kedalam perutnya dia berpikir, "Kalau aku tidak mempersembahkan buah ini kepada Sri Visnu, maka pendosa seperti aku ini akan lahir lagi kedunia material". Sambil terus meditasi pada Visnu Cakrika akhirnya memutuskan untuk memenggal lehernya, karena dia tidak mau makan-makanan yang belum dipersembahkan. Pelan-pelan di mengambil kapaknya dan memotong lehernya. Dengan berlumuran darah dia mengeluarkan buah itu dari kerongkongannya dan mempersembahkannya pada Visnu. Setelah itu dia jatuh ketanah dan mati.
Melihat Cakrika meninggal, Visnu merasa sedih "tidak ada penyembah seperti dia, karena dia telah memotong lehernya hanya demi memuaskan aku, karena penyembanhnya itu telah berbakti begitu tulus kepadaKu, bagaimana Aku harus membayar hutang kepadanya. Aku tidak tahu harus memberikan Dia kedudukan Brahma atau Siva agar Aku bisa bebas dari hutang ini"
Kemudian Sri Visnu mendekati Cakrika dan menyentuhkan tanganNya pada kepala Cakrika, karena sentuhan itu Cakrika hidup kembali. Selanjutnya Visnu membersihkan debu-debu yang berada pada tubuh Cakrika dengan pakaiannya sendiri bagaikan seorang ayah yang membersihkan debu pada badan anaknya. Cakrika yang melihat Sri Visnu hadir secara pribadi dihadapannya, dia menundukkan kepala dan tangannya tercakup dia menyampaikan doa-doa pujian.
Cakrika berdoa, "O govinda, Kesava, Hari, Visnu, walaupun hamba tidak tahu memuji Anda namun bibir ini ingin memuji Anda juga. Atas karunia Sri Visnu Cakrika pun dengan bahasa yang indah menyampaikan doa-doa pujian untuk memuliakan dan mengagungkan Tuhan Visnu. Kemudian Sri Visnu bersabda, "Wahai PenujaKu O Cakrika, pilihlah berkah apa yang kau inginkan".
Cakrika berkata, "O Devata, dengan melihat Anda tidak ada yang ingin lagi hamba capai. Namun apabila Anda menginginkan agar hamba minta sesuatu maka berkahilah agar hamba melakukan pelayanan Bhakti yang murni kepada Anda dalam setiap penjelmaan hamba". Setelah mendengar kata-kata Cakrika ini, Sri Visnu merasa puas lalu memeluknya dengan keempat lenganNya. Tuhan bersabda, wahai Cakrika yang Aku cintai, Aku puas dengan pengabdianmu. Setelah bersabda demikian Sri Visnu menghilang. Akhirnya Cakrika meninggalkan anak istrinya untuk pergi ke Dvaraka. Disana dia melanjutkan pengabdian sucinya pada Sri Visnu dan setelah beberapa waktu dia meninggalkan badan kembali pulang, pulang kepada Tuhan Yang Maha Esa , Sri Visnu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar