Dalam suatu lila (Kegiatan) Radharani merasa tidak senanga dengan Tulasi sehingga beliau mengatakan agar Tulasi ke Dunia material.
Tulasi Devi turun ke bumi sebagai putri raja Dharma dhvaja, Beliau menginginkan Narayana sebagai suaminya. Kemudian beliau melakukan pertapaan di Badari kasrama selama ribuan tahun. Atas kehendak Krsna, Brahma datang pada Tulasi. Brahma menyuruh agar Tulasi menikah dengan seorang Asura yang bernama Sanckhacuda. Pertamanya Tulasi menolak namun Brahma menjelaskan bahwa nantinya Tulasi akan mendapatkan Narayana sebagai suaminya. Untuk lebih meyakinkan Tulasi Devi, Brahma memberikan dia suatu mantra agar pada waktu kembali lagi dunia Devi, Brahma memberikan dia suatu mantra agar pada waktu kembali lagi ke dunia rohani Radharani tidak akan marah padanya.
Tulasi Devi setuju atas gagasan Brahma itu. Brahma minta pada Tulasi agar tinggal dulu di Badarikasrama untuk menunggu kedatangan Sankhacuda. Adalah seorang prajapati yang bernama kasyapa. Dia mempunyai 17 istri. Salah satu diantaranya bernama Danu. Salah satu putra Danu bernama Vipracitti dan putranya Dambha. Dhamba adalah seorang penyembah Visnu yang mulia. Setelah menikah dia tidak mempunyai putra sehingga dia melalukan pertapaan keras untuk mendapatkan putra di Puskara. Selama 100.000 tahun dia memuja Krsna disana. Pada waktu dia sedang bertapa, sinar yang kuat dan terang benderang keluar dari kepalanya dan menyebar keseluruh dunia. Para deva menjadi kalang kabut karena sinar itu. Mereka datang pada Brahma namun Brahma menyuruh para deva pergi kepada Sri Visnu. Setelah menyampaikan doa-doa pujian Sri Visnu bersabda, "O para deva, jangan takut, penyembahKu, Dambha sedang bertapa untuk mendapatkan putra, Aku akan datang dan memberkatinya". Lalu Visnu pergi pada Dambha dan bersabda, "O Dambha Aku puas dengan tapasyamu, mintalah berkah apa yang kau inginkan".
Melihat Sri Visnu berdiri dihadapan dan bersabda seperti itu Dambha menyampaikan doa-doa pujian dan berkata, "O Devata, berikanlah hamba seorang putra yang akan menjadi penyembahMu dan yang tak terkalah oleh para deva dan yang akan menaklukkan ketiga dunia".
Sri Visnu bersabda, "Aku penuhi". Lalu beliau menghilang. Setelah beberapa waktu istri Dambha mengandung. Sudama adalah seorang Gopa (penggembala sapi) yang dikutuk oleh Radharani untuk turun ke dunia material dan Sudamalah yang masuk kedalam kandungan istri Dambha. Tak lama kemudian lahirlah seorang bayi yang diberikan nama Sangkhacuda. Anak ini cemerlang seperti bulan. Setelah cukup dewasa dia bertapa di Puskara memuja Brahma untuk mendapatkan kesaktian. Brahma puas dan memberkahinya agar tak terkalahkan Sankhacuda sebuah Kavaca (jimat) Sri Krsna yang akan membuat dia menang dimana-mana". Pergilah kau ke Badarikasarama dan menikahlah dengan Tulasi", kata Brahma kemudian menghilang.
Sangkhacuda pergi ke Badarikasrama dan bertemu dengan Tulasi Devi. Setelah memperkenalkan diri, merekapun menikah atas anjuran Brahma yang juga datang ke Badarikasrama.
Pada suatu hari, dikerajaan Sankhacuda diadakan pertemuan yang dihadari oleh Para Danava beserta guru mereka Sukracarya. Sukracarya menceritakan kisah antara para deva dan para Asura yang secara alamiah selalu bermusuhan. Sang guru menyemangatkan mereka untuk menaklukkan para deva.
Setelah segala sesuatunya disiapkan merekapun menyerang surga dan dapat ditaklukan. Sankhacuda mengendalikan ketiga dunia. Dia menjadi Indra, Kuvera, Bulan Matahari, Yama dan Vayu. Selama dia memerintah tidak ada kelaparan, kekeringan dan planet-planet semua jujur.
Para deva minta bantuan pada Brahma tapi Brahma menganjurkan agar menghadap Sri Visnu. Bersama Brahma merekapun datang pada Visnu dan menceritakan semua kesulitannya. Mendengar pengaduan para deva itu Sri Visnu tersenyum dan bersabda, "Wahai para deva, aku mengetahui semua tentang Sankhacuda. Dia adalah rekan akrabKu di Goloka Vrndavana. Deva Siva telah ditugaskan oleh Krsna untuk membinasakan Sankhacuda dengan Trisulanya. Karena itu pergilah kepadanya Dia akan mengatasi semua ini sesuai dengan kehendakKu".
Mendengar perintah itu para deva menghadap Siva dan menceritakan semua kejadiannya. Selanjutnya Siva mengirim utusan pada Sankhacuda. Utusan ini bernama Puspadanta. Puspadanta menyampaikan amanat Siva kepada Sankhacuda, "Wahai penguasa para Danava, kembalikan kerajaan para Deva kalau tidak kau harus bertempur melawanku".
Mendengar hal ini Sankhacuda tertawa dan berkata "aku akan mengembalikan kerajaan para deva setelah aku dapat dikalahkan oleh Siva. Hey Siva aku pasti akan menghadapimu". Utusan Siva kembali untuk menyampaikan kata-kata Sangkhacuda. Perangpun disiapkan oleh kedua belah pihak.
Tak lama kemuian perang dahsyat yang mengerikan pecah. Siva dengan semua pengikutnya beserta Devi Kali dan semua pengikutnya bertempur melawan Sankhacuda beserta pengikutnya. Pasukan Siva mampu memporak-porandakan pasukan Sankhacuda sehingga mereka kocar-kacir, berantakan. Melihat banyak prajurit dan panglimanya tewas Sankhacuda geram sekali dan dia berkata pada deva Siva, "Hey Siva, aku siap berdiri disini untuk menghadapimu. Majulah ! Sankhacuda melepaskan senjata-senjata saktinya menyerang Siva, Sivapun menghadapinya.
Deva Siva tak mampu menaklukannya, karena Sankacuda melepaskan senjata-senjata saktinya menyerang Siva, Sivapun menghadapinya.
Deva Siva tak mampu menaklukannya, karena Sankhacuda mempunyai dua kesaktian yang tak terkalahkan yaitu : Kavaca Krsna yang sedang dikalungkan pada lehernya dan kesaktiannya istrinya yaitu Tulasi Devi. Selama dia memakai kavaca (jimat) Krsna dan selama istrinya setia maka Sankhacuda tidak akan mati atau tua. Mengerti akan hal ini, Visnu datang menyamar menjadi seorang Brahmin. Dan pada suatu kesempatan dia menemui Sankhacuda dan minta kavacanya. Sankhacuda sangat dermawan pada para Brahmin oleh karena itu dia memberikan kavaca itu yang merupakan nafas kehidupannya. Setelah menerima kavaca tersebut Visnu pergi dan lagi menjadi Sankhacuda. Kemudian Sankhacuda palsu ini pergi ke tempat Tulasi Devi. Tulasi devi menyambut sebagaimana menyambut suami yang menang dari pertempuran. Sementara Tulasi devi sedang bermain-main bersama Sakhacuda yang dianggap sebagai suaminya, Sankhacuda yang asli bertempur melawan Siva. Karena kedu kesaktiannya sudah hilang maka dengan mudah Deva Siva memenggal kepala Sankhacuda dengan trisulanya.
Sankhacuda dibebaskan dari kutukan Radhaa dan dia kembali ke Goloka Vrndavan dengan badan Gopanya yang rohani. Tulang-tulang Sankhacuda kemudian membentuk Sankha. Semua sankha di seluruh dunia berasal dari Sankhacuda. Air yang keluar dari sankha sangat suci dan memuaskan Sri sri Lakshmi Narayana.
Sementara itu Tulasi Devi masih asyik bermain-main bersama Sankhacuda palsu ditaman istana namun pelan-pelan dia menyadari bahwa yang sedang diajak itu bukan suaminya. Ini semua kehendak Krsna, ingatan dan pelupaan berasal dari Beliau. Lalu Tulasi devi bertanya, "siapa kau sebenarnya, katakanlah cepat !" tiba-tiba Sankhacuda palsu mengambil wujudnya yang sebenarnya yaitu sebagai Visnu.
Tulasi menjadi sangat marah sekali setelah menyadari apa yang telah terjadi, dia berkata, "hai Visnu, kau tak kenal belas kasihan, hatimu keras bagaikan batu karang. Karena kesetiaanku telah kau hancurkan maka suamiku kini pasti telah gugur. Karena hatimu keras seperti batu maka aku mengutukMu agar kau menjadi batu", kemudian Tulasi devi menangis.
Atas kehendak Krsna Deva Siva datang ketempat itu untuk mengatur segalanya. Deva Siva berkata, "O Tulasi Devi janganlah menangis, setiap tindakan akan reaksinya. Wahai wanita mulia, pertapaan yang dulu kau lakukan sekarang telah berbuah. Tinggalkanlah badanmu. Terimalah badan rohani dan dapatkanlah Visny sebagai suamimu, kau sejajar dengan laksmi devi. Badan yang kau tinggalkan akan menjadi sungai suci yang bernama Gandaki. Rambut-rambutmu akan menjadi tumbuhan tulasi, sarana yang paling penting dalam memuja Tuhan Sri Visnu. Tumbuhan Tulasi akan terkenal diseluruh dunia. Dalam wujud rohani sebagai kepribadian pohon Tulasi kau akan selalu bersama Visnu.
"Sebagai akibat dari kutukanmu Sri Hari (Visnu) akan menjadi batu di tepi sungai (Gandaki). Ulat-ulat yang giginya sangat tajam yang jumlahnya tak terhitung akan mengerat, menikis dan memotong batu itu. Pacahan batu itu akan dikenal sebagai Salagrama. Batu salagrama sangat mujur dan tak berbeda dengan Visnu sendiri.
Salagrama akan menikah dengan Tulasi. Siapapun yang menyimpan Salagrama, Tulasi dan Sankha dalam satu tempat maka dia akan bijaksana dan dicintai oleh Sri Visny". Setelah berkata demikian Deva Siva menghilang.
Setelah mendengar kata-kata Siva seperti itu Tulasi devi merasa bahagia. Beliau meninggalkan badannya dan mengambil badang rohani. Sri Visnu lalu membawanya ke Vaikuntha (dunia rohani). Sungai suci Gandaki segera terwujud dari badan Tulasi dan ditepinya Sri Visnu menjadi sebuah gunung batu dan ulat-ulat yang bergigi tajam mulai menggigit dan memotong batu itu. Pecahan batu yang jatuh ke sungai itu sangat mujur sedangkan batu yang berada di pasri yang kering dikenal sebagai Pingala. Batu-batu itu tidak mujur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar