Lima Pandava mewarisi untuk memerintah dunia ini Duryadhan, misan Pandava yang iri, selalu merencanakan untuk menghancurkan merekan sehingga dia dapat menjadi raja. Namun untuk membinasakan Pandava bukanlah pekerjaan mudah karena mereka mempnyai kawan yang spesial yaitu Krsna. Semua orang tahu bahwa kekuatan Krsna tidak terbatas. Namun dengan suatu tipu daya dalam permainan judi, Duryadhan dapat membuang misannya ke hutan selama 13 tahun. Lima Pandavapun tinggal di hutan bersama istri mereka, Draupadi. Untuk membantu para Pandava selama masa pengasingan mereka, Deva Matahari memberikan panci khusus kepada Draupadi sebagai sebuah hadiah. Dengan panci itu Draupadi selalu dapat memberikan makanan pada keluarganya dan juga kepada tamu yang jumlahnya tak terhitung. Satu-satu aturannya adalah setelah Draupadi makan pada hari ituu maka panci itu tidak lagi menghasilkan makanan untuk hari itu. Besoknya panci itu dapat lagi menghasilkan makanan. Walaupun mereka tinggal di hutan mereka tidak pernah kelaparan. Duryodhan dan saudara-saudaranya sering memata-matai Pandava selama pengasingannya di hutan. Pada suatu hari, ketika kemping di hutan, Duryodhan dikunjungi oleh seorang yogi ahli kebathinan yang terkenal yaitu, Durvasa. Dia melayani dengan penuh perawatan dan perhatian. Kapanpun Durvasa mengatakan dirinya lapar, bahkan tengah malam sekalipun, Duryodhan secara pribadi akan membawakan makanan. Durvasa merasa puas dengan pelayanan Duryodhan, dan setelah beberapa hari, dia berkata. "mintalah berkat kepadaku. Aku akan memberikan apapun yang kau inginkan". Duryodhan gembira sekali, inilah yang dia harapkan. Tapi dia tak ingin yogi itu mengetahui bahwa suatu yang dia minta adalah hal yang jahat. Dengan lugu dia berkata, "Engkau sangat baik sekali, sesuatu yang kuminta adalah untuk misanku yang tercinta yaitu Para Pandava. Aku hanya ingin mereka merasakan kebahagiaan dengan bergaul dengan anda. Beruntung sekali mereka tidak jauh dari tempat ini. Aku hanya menginginkan agar Anda mengunjungi mereka".
Durvasa setuju dengan permohonan yang sederhana ini. Duryodhan memperhatikan ketika sang Rsi pergi bersama dengan 10 ribu muridnya. Dia berpikir. "Para Pandava pasti sudah selesai makan siang. Sekarang mereka tidak akan pernah dapat memberikan makanan pada Durvasa dan semua muridnya. Tak dapat kubayangkan kutukan mengerikan apa yang akan dia berikan pada mereka". Pandava yang tertua Yudistira bersama dengan saudaranya menyambut Durvasa, dan murid-muridnya ketika mereka tiba di perkemahannya. Para Pandava terkejut melihat tamu begitu banyak. Sambil tamu-tamu itu berjalan menuju perkemahan, Yudistira berbisik pada Draupadi. "Cepat, ambillah panci ajaibmu sehingga kita dapat mempersembahkan sesuatu kepada mereka untuk makan". Tapi saya telah selesai makan, sekarang panci itu kosong sampai besok", jawab Draupadi. Setelah beramah-tamah sebentar dengan sang Rsi Yudistira memohon, "Durvasa yang saya cintai, Anda telah berjalan cukup lama didalam hutan, mohon mandilah, disaat Anda kembali maka makanan akan sedang menunggu Anda". Durvasa dan murid-muridnya pergi ke sungai dengan bahagia. Sementara itu para Pandava merasa panik/bingung. Mereka tahu siapa itu Durvasa, tentan bagaimana dia mudah kecewa dan tentang bagaimana kekuatan-kutukannya. Draupadi menangis. Dalam keadaan seperti itu satu-satunya yang dapat dia lakukan yang mungkin membantu adalah berdoa dengan tulus kepada Sir Krsna, "O Penguasa alam semesta, O penguasa para deva, lindungilah kami, tanpa Engkau kami akan hancur". Secara ajaib, seolah-olah entah darimana Krsna datang dihadapan Draupadi. Beliau mendengarkan semua situasi yang diungkapkan oleh Draupadi tapi beliau tidak memberikan jalan penyelesaian, malah beliau berkata, "Draupadi aku lapar, maukah kau memberi sedikit makanan". Sambil kebingungan Draupadi menjawab, "Saaya kan sudah mengatakan padaMu, panci yang kau diberikan oleh Deva Matahari padaku sedang kosong. Besok panci itu baru memberikan makanan lagi. Sekarang saya punya dua masalah, saya tidak dapat memberikanMu makanan dan saya juga tidak dapat memberikan makanan pada Durvasa dan murid-muridnya. Krsna hanya tersenyum, "jangan cemas, bawalah panci itu kemari". Masih dalam keadaan bingung, Draupadi mengambil dan memberikan panci itu kepada Krsna, Krsna mengamatinya, "Oh ini kelihatannya lezat," kata Krsna setelah menemukan sepotong sayur yang lezat kecil melekat pada panci itu, lalu beliau memakannya. Kemudian Krsna menyuruh Bima untuk memanggil Durvasa dan yang lainnya yang sedang berdiri sebatas pinggan didalam ari sungai. Mereka semua sedang melakukan sesuatu yang aneh, mereka sedang menggosok-gosok perutnya seolah-olah penuh dengan makanan.
Bhima mendengar Durvasa berkata, "Oh tidak lihat Bima datang membawa gada, kalau kita menghinanya dengan menolak makan makanan yang telah disiapkan Draupadi, maka dia akan menjadi marah. Tapi bagaimana kita semua telah merasa sangat kenyang sekali. Aku tak dapat makan apapun lagi, biar bagaimana enaknya". Bhima sulit percaya pada mata dan telinganya. Kesepulun ribu murid Durvasa itu berkata, saya juga bahkan saya tidak dapat berpikir untuk makan sekarang. Ketika Bhima mendekati mereka malah lari kedalam hutan sambil masih basah dan setengah berpakaian. Bhima tertawa lalu dia kembali untuk mengatakan semuanya kepada Pandava lainnya. Draupadi berkata, "saya menyadari apa yang telah terjadi. Kalau engkau menyiram air pada akar pohon maka cabang, ranting dan daun serta bunga-bunganya akan diuntungkan. Krsna bagaikan akar sebatang pohon. Apabila Krsna puas maka setiap orang akan dipuaskan, termasuk Durvasa dan ribuan pengikutnya. Atas pengabdian Bhakti Draupadi dan karunia Krsna, para Pandava diselamatkan dari rencana jahat Duryodhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar