Jumat, 06 Januari 2012

MUNCULNYA TUHAN JAGANNATHA


Festival Ratha Yatra Tuhan Jagannatha, Subhadra dan Balarama dirayakan setiap tahunnya di Jagananatha Puri, India. Di Jagannatha Puri Tuhan Jagannatha muncul adalah suatu episode yang menarik dalam sejarah Veda.
Raja Indradyumna adalah seorang penyembah Sri Visnu yang mulia dan dia sangat ingin sekali bertemu langsung dengan beliau. Pada suatu hari, atas kehendak Tuhan, seorang penyembah datang ke istana sang Raja dan dalam suatu diskusi dia mulai menceritakan tentang inkarnasi Tuhan yang bernama Nila Madhava. Setelah mendengar topik ini, raja Indayumna menjadi bersemangat sehingga dia mengirim para brahmana ke berbagai arah untuk menemukan Sri Nila Madhava. Namun mereka semua gagal dan kembali ke kerajaan. Hanya ada satu brahmana yang tidak kembali, dia bernama Vidyapati.
Setelah berkeliling ke berbagai tempat, akhirnya Vidyapati tiba di sebuah wilayah yang berpenduduk non Arya yang disebut dengan kaum Sabara. Disana dia tinggal yaitu dirumah pimpinan mereka yaitu Visvasu. Ketika dia tiba dirumah itu, tuan rumah sedang tidak ada, yang ada hanya putrinya yang bernama Lalita. Tak lama kemudian tuan rumah itu datang dan menyuruh putrinya untuk melayani sang tamu brahmana. Selama beberapa waktu Vidyapati tinggal disana dan atas permohonan Visvasu dia menikah dengan Lalita.
Pada waktu Vidyapati tinggal di rumah Sabara itu, dia memperhatikan beberapa keanehan pada Visvasu. Setiap malam sang Sabara keluar, dan pada hari berikutnya dia kembali dengan bau wewangian seperti kapur barus dan kayu cendana. Vidyapati menanyakan hal ini kepada istrinya dan istrinya mengatakan bahwa ayahnya keluar ke sebuah tempat yang rahasia untuk memuja Sri Nila Madhava.
Vidyapati merasa bahagia mendengar hal ini. Sebenarnya Lalita telah diperintahkan oleh ayahnya agar tidak mengatakan kepada siapapun tentang Sri Nila Madhava, tapi dia telah melanggar perintah itu. Vidyapati ingin segera melihats Sri Nila Madhavi. Dan akhirnya pada suatu hari, atas permohonan yang berulang kali dai putrinya Lalita, Sabara Visvasu menutup mata Vidyapati dan membawanya untuk melihat Sri Nila Madhava.
Menjelang keberangkatan Vidyapati, secara diam-diam istrinya mengikat sedikit biji sawi pada ujung pakaian Vidyapati, dengan cara seddemikian rupa agar mengambil berjalan biji-biji sawi itu tercecer untuk menandai jalan. Setelah mereka tiba ditempat itu, Sabara Visvasu membuka penutup mata Vidyapati dan Vidyapati dapat melihat keindahan Arca Sri Nila Madhava yang ajaib. Vidyapati menari dalam kebahagiaan rohani dan menyampaikan doa-doa pujian. Disini dimengerti dengan jelas Sri Nila Madhava adalah inkarnasi Tuhan dalam bentuk ARCA Vigraha. Tuhan muncul dalam bentuk arca untuk menerima persembahan para penyembahNya, khususnya bagi penyembah yang belum maju. Oleh karena Tuhan tidak dapat dilihat oleh siapapun kecuali oleh para penyembah murni maka beliau muncul sebagai Arca. Beliau menerima pelayanan para penyembah dan membantu mereka untuk mengembangkan cinta kasih rohani. Secara pribadi Vidyapati telah  merasakan karunia Sri Nila Madhava
Setelah Vidyapati selesai menyampaikan doa-doa pujian, Sabara Visvasu menempatkan dia dekat Arca kemudian dia pergi untuk mengumpulkan akar-akaran dan bunga-bunga hutang sebagai sarana persembahyangan. Ketika Visvasu telah pergi, Vidyapati melihat suatu kejadian yang ajaib. Seekor burung gagak yang sedang tertidur jatuh dari pohon dan tenggelam didalam danau dibawah pohon itu. Burung yang mati tenggelam itu segera mengambil wujud berlengan empat dan kembali keangkasa rohani (vaikuntha). Melihat hal ini, sang brahmana memanjat pohon itu untuk menenggelamkan diri seperti burung gagak itu.
Namun ketika dia mau melompat, terdengarlah suara dari angkasa, "O Brahmana, oleh karena kau telah melihat Sri Nila Madhava, hendaknya kau beritahukan pada Raja Indradyumna". Mendengar sabda itu Vidyapati turun dan menunggu. Sabara Visvasu segera kembali dengan membawa bunga-bunga hutan dan akar-akaran dar hutan. Lalu dia mulai memuja Sri Nila Madhava seperti biasa dia lakukan setiap hari, tatkala sedang sibuk sembahyang Tuhan bersabda, "Selama berhari-hari aku telah menerima persembahan bunga dan akar-akaran hutan yang sederhana yang kau persembahkan kepadaKu. Sekarang aku ingin persembahan yang mewah dari penyembahKU raja Indradyumna. Ketika Visvasu mendengar sabda ini dia berpikir, "aku akan dijauhkan dari pelayanan pada Sri Vila Madhava", oleh karena dia mengikat menantunya, Vidyapati dan menahannya di dalam rumah. Setelah beberapa waktu atas permohonan putrinya Lalita, Vidyapati dibebaskan dan diijinkan pergi. Sang Brahmana segera pergi pada raja Indradyumna dan menceritakan semua pengalamannya. Dalam kebahagian rohani yang besar baginda raja pergi bersama pasukannya untuk mengambil Sri Nila Madhava. Dari biji-biji sawi yang dicecerkan oleh Vidyapati, tumbuhlah tanman sawai yang kecil-kecil. Dengan mengikuti sawi ini sang raja tiba ditempat Sri Nila Madhava. Namun dia tidak menemukan Arca tersebut. Karena tidak dapat melihat bentuk Arca yang indah itu maka raja Indradyumna mengepung desa Sabara dan menangkap pimpinannya yaitu Visvasu. Akan tetapi tiba-tiba terdengar suara dari angkasa, "Lepaskan Sabara ini!" dipuncak Bukit Nila bangunlah sebuah tempat sembahyang. Disana sebagai Daru Brahmana atau kebenaran mutlak yang terwujud dalam bentuk kayu, kau akan melihatKu, tapi tidak akan dapat melihatKu dalam bentuk Nila Madhava".
Untuk membangun tempat sembahyang, raja Indradyumna mengambil batu dari tempat yang bernama Baulamala untuk dibawa ke Bukit Nila Kandara. Tempat suci Sri Ksetra atau Puri berbentuk sebuah sankha, dan pusar  Sankha itulah Baginda raja membangun tempat sembahyang. Di puncak tempat sembahyang itu sang raja membuat sebuah kelasa atau menara lancip dan dipuncak menara itu sebuah cakra ditempatkan.
Kemudian raja Indradyumna ingin agar Deva Brahma yang mengupacarai  tempat sembahyang itu. Dia pergi ke Brahmaloka dan menunggu sebentar disana. Sebentar di Brahmaloka sama dengan berabad-abad dibumi sehingga tempat sembahyang yang terletak didekat laut itu terkubur dalam pasir pantai.
Pada waktu Indradyumna ada di Brahmaloka, pertama Suradeva dan kemudian Galamadhava yang menjadi raja diwilayah tersebut. Raja Galamadhavalah yang menggali tempat sembahyang itu dari dalam pasir. Tak lama setelah tempat sembahyang itu telah digali datanglah raja Indradyumna dari Brahmaloka. Indradyumna menuntut bahwa dialah yang telah mendirikan tempat sembahyang itu, Galamadhava juga menuntut hal yang sama.
Pada sebatang pohon beringin dekat tempat sembahyang itu hiduplah seekor burung gagak yang bernama Bhusandi. Dia hidup sepanjang jaman dan dia selalu menyanyikan nama suci Rama. Dari pohon beringin itu dia menyaksikan dari awal tentang tempat sembahyang tersebut, sehingga dia memberitahukan bahwa Raja Indradyumna yang mendirikan tempat sembahyang itu. Karena ditinggalkan ke Brahmaloka lalu tempat sembahyang itu tertutup oleh pasir pantai. Dia juga mengatakan bahwa raja Galamadhavalah yang menggali tempat sembahyang itu dari dalam pasir. Karena raja Galamadhava telah merahasiakan hal yang sebenarnya maka Brahma memerintahkan dia untuk tinggaldi luar halaman tempat sembahyang, disebelah barat danau yang bernama Indradyumna Sarovara. Kemudian Indradyumna mohon pada Brahma agar mengupacarai temapt sembahyang dan daerah Sri Ksetra itu. Tapi deva Brahma berkata. "Sri Ksetra ini terwujud dari Tenaga Dalam Tuhan dan Tuhan mewujudkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, diluar kekuatanku untuk mensthanakan Tuhan disini. Tuhan Jagannatha dan tempat tinggalNya secara kekal berada di dunia material atas karuniaNya sendiri. Oleh karena itu aku hanya akan menempatkan bendera di puncak tempat sembahyang dan memberikan berkah ini, siapapun yang dari jauh melihat dan bersujud pada bendera ini, dengan mudah akan mencapai pembebasan.
Setelah beberapa waktu, Indradyumna merasa tidak semangat dan sedih karena gagal melihat Sri Nila Madhava. Dengan menganggap hidupnya tak berarti dia berbaring di atas rumput kusa memutuskan untuk berpuasa sampai meninggal. Pada waktu itu Jagannatha bersabda padanya dalam mimpi, "Baginda raja yang aku cintai, jangan cemas, Aku akan terapung dilautan dalam wujudKu sebagai Daru Brahman, ditempat yang bernama Bankimulan".
Dengan sejumlah pasukan sang raja pergi ke tempat itu dan melihat sebatang kayu besar yang bertanda Sankha, cakra, gada dan bunga padma. Walaupun sang raja menyuruh banyak orang dan gajah mengangkat kayu itu namun Daru Brahman bahkan tidak dapat digerakkan. Akan tetapi pada malam itu Jagannatha bersabda dalam mimpi sang raja. "Bawalah pelayanku yang dulu yaitu Sabara Visvasu, yang biasanya melayaniKu sebagai Nila Madhava dan tempatkanlah sebuah kereta keemasan di depan Daru Brahnab!".
Baginda raja raja mulai bekerja sesuai dengan petunjuk dalam mimpi. Dia membawa Sabara Visvasu dan menempatkan dia disamping Daru Brahman dan disamping lain ditempatkan Brahmana Vidyapati. Didepan Daru Brahman di tempatkan sebuah kereta keemasan kemudian dia mulai Kirtana (menyanyikan nama-nama suci Tuhan). Sang raja berdoa pada Daru Brahman agar berkenan naik keatas kereta. Daru Brahman dengan mudah dapat diangkat dan ditempatkan diatas kereta. Ditempat itu deva Brahma memulai korban suci dan menyetanakan Arca Suci Nrismhadeva. Arca Sri Nrimhadeva itu masih ada sampai sekarang. Beliau terletak disebelah barat Mukti Mandapa.
Untuk membentuk Arca Jagannatha dari Daru Brahman, raja Indradyumna memanggil banyak pemahat yang ahli dalam membuat arca. Akan tetapi tak seorangpun dapat menyentuh Daru Brahman. Ketika mereka memahat, pahat-pahat mereka hancur berkeping-keping. Akhirnya Tuhan sendiri yang datang menyamar sebagai tukang pahat tua yang bernama Ananta Maharana.
Dia berjanji bahwa kalau dia diijinkan bekerja didalam kamar yang pintunya dikunci, tertutup selama 21 hari maka Arca itu akan terbentuk. Segala sesuatu disiapkan. Sesuai dengan petunjuk pemahat tua itu maka pemahat yang lain-lainya, disuruh membuat tiga kereta.
Kemudian pemahat tua itu membawa Daru Brahman ke dalam tempat sembahyang dan menutup pintu. Sebelum dia menyuruh raja untuk berjanji bahwa tidak boleh membuka pintu sedikitpun juga sebelum 21 hari berlalu. Akan tetapi setelah 14 hari berlalu, sang raja tidak lagi mendengar suar pahat sehingga dia atas nasehat permaisurinya secara paksa membuka pintu tempat sembahyang itu dengan tangannya sendiri.
Didalam, sang raja tidak melihat pemahat itu, tapi dia melihat bahwa Daru Brahman telah berwujud dalam tiga bentuk sebagai Jagannatha, Subhara dan Balarama. Dia mendekati ketig Arca itu dan dia melihat jari-jari tangan dan jari-jari kaki Arca itu belum selesai. Mentri raja yang bijaksana itu memberitahukan pada raja bahwa pemahat tua itu adalah Jagannatha sendiri, dan karena sang raja telah melanggar janjinya dengan membuka pintu sebelum waktunya maka Jagannatha mewujudkan diriNya seperti itu.
Sang raja telah menganggap dirinya berbuat salah yang besar sehingga dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Dengan demikian lagi dia berbaring diatas rumput kusa dan berpuasa. Tuhan Jagannatha datang dalam mimpinya dan bersabda, "Secara kekal Aku bersemayam disini di Nilacula dalam bentuk Jagannatha sebagai Daru Brahman. Aku tidak mempunyai tangan dan kaki maerial namun dengan indria-indria rohaniKu, aku menerima semua persembahan yang dipersembahkan dalam Bhakti oleh para penyembahKu dan untuk keuntungan seluruh dunia Aku bergerak dari satu tempat ketempat lain. Kau telah melanggar janjimu, namun hal itu adalah bagian dari LilaKu untuk mewujudkan bentuk Jagannatha ini guna melindungi kata-kata veda yang kekal. Bagi para penyembah yang matanya diolesi dengan salep cinta kasih rohani akan selalu melihatKu sebagai Syamasundara, yang memegang seruling. Jika keinginanmu adalah untuk menyembahKu dalam kemewahan dari waktu ke waktu agar Aku dihiasi dengan tangan dan kaki yang terbuat dari emas dan perak. Hendaknya kau harus tahu bahwa anggota-anggota badanKu adalah perhiasan dari segala perhiasan". Dalam Svetavatara Upanisad 3.19 dinyatakan :
Apano pado javano grahita
Pasyayty acaksuh sa srnoty akarnah
Sa vetti vedyam na ca tasyasti vetta
Tam ahir agryam purusan mahantam
"Tanpa tangan dan kaki beliau bergerak dan menerima tanpa mata Beliau melihat, dan tanpa telinga beliau mendengar. Beliau mengetahui segala yang dapat diketahui namun tak seorang pun yang mengetahuiNya. Mereka menyebutNya sebagai kepribadian Asli yang paling utama".
Untuk melindungi kata-kata veda inilah, Sri Jagannatha mengambil wujudnya tanpa tangan dan kaki. Namun Sri Jagannatha dapat menerima 56 jenis makanan dan keliling seluruh dunia dengan kereta ajaibNya.
Mendengar sabda Sri Jagannatha ini, dalam mimpinya ini raja Indradyumna berdoa, "O Tuhan yang hamba cintai, berkahi orang yang lahir dalam keluarga para pemahat Arca yang telah mewujudkan bentuk Anda agar setiap jaman mereka membantu dalam pembuatan kereta-kereta Anda".
Sri Jagannatha tersenyum dan menjawab, "Hai itu Aku penuhi". Keturunan Visvasu yang biasanya melayaniKu sebagai sebagai Sri Nila Madhava, hendaknya dari generasi ke generasi melayani Aku. Mereka dikenal sebagai para Dayita. Keturunan Vidyapati yang lahir dari istri brahmananya hendaknya melakukan pemujaan Arca kepadaKu dan keturunannya yang lahir dan istri sabarinya. Lalita, hendaknya masak makananKu, mereka dikenal sebagai para Suyara". Kemudian Baginda raja berkata pada Sri Jagannatha, :"Tuhan yang hamba Cintai, berkahilah hamba. Biarkanlah pintu-pintu tempat sembahyang Anda tertutup hanya 3 jam setiap hari sehingga penduduk dari seluruh alam semesta dapat darshan pada Anda. Semoga acara makanMu berlangsung terus sehingga jari-jari tangan padma tidak pernah kering".
Tuhan Jagannatha menjawab, "Tathastu, aku penuhi, dan untuk dirimu apa yang kau minta ?". Baginda raja menjawab, "hamba ingin agar hamba tidak punya keturunan dimasa depan nanti tak seorangpun yang menuntut tempat sembahyangMu sebagai miliknya. Hanya ini yang hamba mohonkan". Tuhan Jagannatha bersabda, "Tathastu, Aku penuhi". Dengan cara demikian Sri Jagannatha, Subara dan Balarama muncul kedunia material ini untuk keuntungan semua mahluk. Apakah keuntungan itu.
Pratimam tatra tam drstva
Svayam devana nirmitam
Anayasena vai yanti
Bhavanam me tato narah
"Sri Narayana bersabda pada Laksmi Devi", ditempat tinggal yang bernama Purusottama ksetra, yang jarang dicapai diantara ketiga dunia, Arca Kesava, yang dibentuk oleh Tuhan sendiri, bersthana. Kalau seseorang hanya melihat Arca itu maka dengan mudah dia akan mencapai tempat TinggalKu".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar