Kamis, 05 Januari 2012

PERCAKAPAN DEVA SIVA DAN PARVATI DEVI


Parvati Devi berkata kepada Deva Siva, "Tuhanku, Engkau mengatakan kepada saya bahwa hendaknya seseorang menghindari berbicara dengan para mayavadi. Bagaimanakah ciri-ciri mereka dan apa yang mereka uraikan ?". Deva Siva berkata, "Orang yang dikhayalkan oleh kebodohan menjelaskan bahwa ada kepribadian lain yang lebih tinggi dari Sri Visnu, penguasa seluruh alam semesta, maka dia adalah Mayavadi. Orang yang memakai kalungan tengkorak, tulang-tulang dan mengolesi badannya dengan abu, tidak memakai tanda-tanda veda yang benar yang menganggap Sri Visnu sejajar dengan kepribadian lain seperti Brahma dan Rudra yang tidak menyembah Visnu, maka dia adalah Mayavadi.
Parvati berkata, "Tuhanku, uraian kitab suci menyalahkan memakai tengkorak, abu dan tulang-tulang, lalu mengapa anda menggunakannya ?, ceritakanlah rahasia ini dan maafkan kalau pertanyaan saya tidak berkenan". Deva Siva berkata, "Oh, Devi, dengarkanlah, aku akan menceritakan suatu rahasia yang ajaib. O Devi, hendaknya kau jangan katakanlah hal ini pada orang lain.
     Pada jaman Svayambhuva (manu) ada banyak raksasa yang sakti seperti Namuci dan lainnya. Semua Deva dipimpin Indra merasa takut dan frustasi, lalu mereka mendekati Sri Visnu untuk meminta perlindungan, para deva berdo'a, "Oh Kesava, Engkau sendiri mampu menaklukan raksasa-raksasa besar ini, yang tak mampu kami kalahkan. Lindungilah kami yang menyerahkan diri pada kaki padaMU".
Deva Siva melanjutkan, "Setelah mendegar permohonan para deva yang ketakutan itu, Sri Visnu, Purusottana, bersabda kepadaku; "O Rudra, untuk menghayalkan musuh para Deva susunlah suatu lapangan tindakan yang diikuti oleh para mayavadi. Ceritakanlah purana-purana gelap (purana-purana yang menyesatkan), juga rancanglah teks-teks suci yang membingungkan. Dengan kekuatan sugesti (bhava sakti) mu pengaruhilah para brahmana dan reksi mulia seperti Kanada, Gautama, Sakti Upamayu, Jaimini Kapila, Durvasa, Mrkandu, Brhaspati, Bhragava dan Jamadagnya untuk menguraikan purana gelap dan ajaran-ajaran yang menyababkan para asura tersesat seketika, dan untuk membingungkan orang-orang di ketiga dunia kau sendiri pakailah tanda-tanda seperti tenkorak, abu, dan tulang-tulang. Juga susunlah ajaran-ajaran yang tidak bertanda khusus yang diluar ajaran veda. Orang-orang yang memakai abu, tulang dan tengkorak dan sejenisnya akan menganggap kau sebagai kepribadian yang paling utama atau Tuhan. Dengan menerima ajaran-ajaran gelap ini maka para asura itu akan segera menentangku. O Rudra, dalam penjelmaan-penjelmaanKu, aku juga akan menyembahmu dan setiap jaman hanya untuk lebih membingungkan orang-orang jahat. Setelah menyelami ajaran-ajaran ini mereka pasti jatuh".
       Itulah sebabnya mengapa penjelmaan Tuhan sebagai Sri Rama menyembah Deva Siva. Mahadeva berkata, "O Devi, setelah mendengar sabda Sri Visnu, aku merasa lemas tak berdaya. Setelah aku menyampaikan doa-doa pujian, aku berkata, "O Devata, jika hamba laksanakan perintah anda di bumi maka hal ini akan menghancurkan hamba sendir. O Visnu tidak mungkin hamba melaksanakan perintahMU, akan tetapi hal ini sangat menyakitkan, O devi", selesai aku berkata demikian Sri Visnu bersabda, "Aku akan melindungimu, kau tidak akan hancur, lakukanlah seperti apa yang aku perintahkan. Aku akan memberikanmu sebuah mantra yang bernama Visnusahasranama (seribu nama Visnu). Semayamkanlah Aku dihatimu dan ucapkan mantra ini "ramaya namah" sembah sujud pada Sri Rama, suami Sita Devi). Mantra ini menghancurkan segala dosa dan menganugerahkan pembebesan. Ucapkanlah mantra ini setiap hari, maka kau akan bebas dari kesalahan menyampaikan ajaran mayavadi, memakai abu, tengkorak dan tulang-tulang. Pujalah aku dihatimu, patuhilah perintahKu, semua ini akan mujur bagimu. Setelah bersabda demikian, Sri Visnu menghilang.
Deva Siva melanjutkan, "Demi kebaikan para deva aku menerima jalan mayavadi, memakai kalungan tengkorak, abu dan tulang-tulang. Sesuai dengan perintah Visnu aku mulai menyusun purana sesat dan ajaran-ajaran Saiva atau Pasupata. Dengan kekuatanku, aku mempengaruhi para brahmana dan resi untuk melaksanakan missi ini sehingga kaum asura menentang Sri Visnu dan malah mereka akan menyembahku dengan persembahyangan daging, darah dan sejenisnya. Dengan menerima berkahku mereka akan menjadi sombong, terikat dengan obyek-obyek indria, penuh nafsu dan marah. Orang-orang di bumi yang menyimpang dari jalan kebenaran akan belindung pada doktrin/ajaran-ajaran sehingga mereka akan pergi ke Neraka.
      Dengan melaksanakan perintah Sri Visnu, O Devi, aku memakai tanda-tanda ini (tengkoran, abu, dan lain-lain). Ini hanya tanda-tanda luas saja untuk membingungkan orang-orang jahat, akan tetapi dihati aku selalu bersemadhi pada Sri Visnu. Parvati berkata, "O yang tak ternoda, uraikanlah ajaran-ajaran gelap yang disusun oleh para brahmana yang kuran berbhakti pada Sri Visnu. Katakanlah nama-namanya". Deva Siva menjawaba, "Dengarkanlah, O Devi, akan kuuraikan ajaran-ajaran jahat itu, hanya dengan mengingatnya bahkan orang bijaksanapun akan dihayalkan.
      Pertama-tama aku sendiri menyusun doktrin atau ajaran Saiva. Dengan kekuatanku aku telah mempengaruhi para brahmana dan resi seperti Kanada menyusun doktrin atau ajaran Vaisesika, Gautama dengan doktrin Nyana, Kapila dengan doktrin Sankhya, Brhaspati dengan doktrin Carvaka, Sri Visnu dalam penjelmaannya sebagai Buddha dengan doktrin Buddha yang palsu. Doktrin maya (ilusi) adalah doktrin jahat dan disebut dengan buddhist gadungan. Doktrin atau ajaran ini akan aku sampaikan sendiri dalam penjelmaanku sebagai seorang brahmana di Kali yuga. Ajaran ini akan melemahkan artikan ajaran-ajaran veda yang benar. Untuk membingungkan orang-orang kali yuga, aku akan menghadirkan ajaran-ajaran yang besar yang mirip dengan penjelasan veda-veda tetapi sebenarnya hanya hayalan (maya) belaka. Atas perintahku Jaimani menyampaikan doktrin purva mimansa yang menguraikan faham meniadakan Tuhan dan meniadakan arti Veda.

5 komentar:

  1. dari mana cerita diatas anda kutip. tlong cantumkan nara sumber yang jelas. terima kasih

    BalasHapus
  2. Om nama siva ya ...., biarpun beliu deva ,tpi saya sgt mencintai nya, sby yg mengajarkan kebenaran,malah hare krisna yg mengajarkan ke kerdilan rohani

    BalasHapus
  3. Orang kerdil rohaninya juga sejengkal

    BalasHapus