krsna dimandikan oleh ibu Yasoda |
Umat Hindu sejagat merayakan Sri Krsna Jayanti sebagai fungsi religius per tahun. Kita telah mengalami bahwa kadang non-Hindu, karena amat dalam hormatnya kepada Tuhan Sri Krsna, juga merayakan upacara jayanti Tuhan Sri Krsna. Kata jayanti berhubungan dengan tanggal kelahiran Kepribadian Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa. Jayanti adalah istiadat konstelasi khusus bintang-bintang yang terjadi pada saat munculnya Sri Krsna di dunia material ini. Namun kata jayanti telah begitu populer sehingga kini dikaitkan dengan ulang tahun kelahiran orang-orang besar. Inilah aplikasi perasaan terhadap kaya jayanti, yang makna khususnya berkaitan dengan Kepribadian Tertinggi Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tetapi, kita harus dengan jelas memahami bahwa salah-terap kata jayanti sehubungan dengan kelahiran orang-orang besar tidaklah berarti bahwa Sri Krsna juga sosok manusia. Jika kita menerima Bhagavad-gita melalui perumpara, maka kita pun akan mengakui Sri Krsna sebagai Kepribadian Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa, Kebenaran Mutlak. Beliaulah sumber segala-galanya.
Sri Krsna tarun atas karunia-Nya yang tak bertepi untuk melindungi para penyembah kesayangan-Nya dan melenyapkan para durjana. Sri Krsna tidak dibelengu oleh hukum alam seperti kita, karena hukum fisika adalah satu satu dari berbagai tenaga-Nya.
Makna perayaan Sri Krsna jayanti setiap tahun adalah upaya untuk mengetahui dia seperti asli-Nya dan dengan demikian kita lepas dari belengu kehidupan material. Mengetahui Sri Krsna artinya memperoleh kemerdekaan komplit dari rantai kelahiran dan kematian.
Penghayatan sejati Sri Krsna jayanti akan memecahkan tali-temali problem dan krisis dalam peradaban kita. Kita tidak bisa memecahkan proble tersebut dengan rencana dan saran-saran rutin, karena kekurangan-kekurangan kita. Cacat kemanusiaan selalu menyertai upaya-upaya terbagus kita. Tetapi solusi yang disuguhkan oleh kitab-kitab suci seperti Bhagavad-gita secara permanen sempurna berkenaan dengan ajaran spiritual-Nya. Kata-kata Sri Krsna identik dengan Diri-Nya.
Kalau dibanjiri oleh penderitaan dahsyat, kadang para pemimpin politik berkeluh kesah dalam keputusan, bahwa alam kejan. Tetapi keputusan seperti itu tidak akan mengurangi kekejaman dunia. Dunia material memang pasti dan kukuh. Alam tidak pernah membiarkan sedikit pun ketidakpatuhan di pihak mahluk hidup. Inilah gambaran nyata dunia material, sebuah gambaran tepat dalam pertarungan Mahisasura dengan Durga yang berdiri di atas singa napsu.
Untuk menjinakkan ibu partiwi sama sulitnya dengan mengarunginya obatnya ditunjukkan khusus oleh Sri Krsna Sendiri, orang yang berserah diri kepada Kepribadian Tertinggi Tuhan Yang Maha Kuasa bisa bebas dari hukum alam. Dan tak seorang pun dapat mengatasi hukum alam semata-mata dengan rencana dan saran. Karena itu, marilah kita jangan gagal bekerjasama dengan hukum-hukum Tuhan, karena ketidakpatuhan seperti itu bisa memaksa kita didera oleh tongkat derita lipat tiga. Itulah tanda ketidakramahan alam yang dirasakan oleh manusia.
Seluruh alam kosmos bekerja di bawah rencana Sri Krsna berupa hukum fisika material. Dunia material bekerja di bawah arahan Sri Krsna dan segala sesuatu ada atas kehendak-Nya. Alam material, betapapun hebatnya, adalah bawahan alam spiritual. Dan mahluk hidup tidak pernah diciptakan oleh materi dalam keadaan apapun, karena mahluk hidup itu memang sifatnya spiritual. Entitas spiritual ini adalah bagian spiritual Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krsna, dan demikianlah yang pada dasarnya entitas itu dimasudkan untuk bekerjasama dalam rencangan kerja Sri Krsna.
Pada awalnya, kita dapat menyadari kehadiran Sri Krsna dalam perwujudan fenomenal-Nya, obyek-obyek alam, material dan spiritual. Alam fisik, yang kualitatifnya bawahan berwujud berupa tanah, air, api, udara, angkasa, pikiran kecerdasan dan ego palsu. Alam spiritual adalah satu mutlak dan superior dalam kualitasnya.
Tuhan Sri Krsna ditunjukkan oleh jivatma spritual, awal dan juga akhir kehidupan. Kehidupan bermula dengan kontraknya jivatma dengan materi, dan begitu pula kehidupan pun berakhir ketika jivatma pergi. Di antara penghuni langit, Visnu adalah wakil-Nya. Di antara bintang, mataharilah dia. Dikatakan bahwa matahari adalah mata Sri Krsna. Demikianlah dia bisa melihat di mana-mana di seluruh alam semesta. Di antara bintang di sorga, dia diwakili oleh bulan. Di antara Rudra, yang bertanggung jawab atas hari kiamat, dia Diwakili oleh Siva. Diantara nomor ururt, dia wakili oleh angka satu. Diantara huruf, dia diwakili oleh Omkara. Diantara manusia raksasa. Dia adalah Prahlada. Di antara burung dia adalah Garuda diantara kesatria dia adaalh Rama. Dan seterusnya.
Tidak bekerjasama dengan Sri Krsna artinya derita, karena non koperatif dengan Sri Krsna berarti kerja-paksa dengan maya, alam material. Kita harus memilih salah satunya, suka atau tidak suka. Bekerjasama dengan Sri Krsna tidak terpikirkan oleh para filosof empiris, karena mereka sangat praktis bekerjasama dengan konsepsi Visvarupa, melalui kesulitan demi kesulitan. Jika seseorang tidak sanggup mengenal Krsna yang terbaring di pangkuan Devaki, sebagai bayi Vasudeva, biarlah seseorang memahami dia dalam aspek kosmos-Nya berupa Visvarupa. Tetapi, semuanya sama ! Kita sebagai jivatma tetap saja sebagai percikan alit dari keseluruhan yakni Sri Krsna. Kita tidak lain dari anggota badan keseluruhan. Berpisah dari badan totalitas artinya difungsi manusia, kalau lepas dari cinta-bhakti Krsna, sukarela maupun spontan, adalah bagian yang sia-sia dan membusuklah di pangkuan maya. Memang namanya tetap sebagai bagian (anggota), tetapi sesungguhnya tidak berguna dalam rencana Sri Krsna. anggota atau bagian yang disfungsi dan busuk seperti itu adalah sumber ketidaksenangan dalam eksitensi total. Jadi perlu dibuang atau diperbaiki. Proses perbaikannya adalah cinta-bhakti. Sedangkan proses pembuangan atau proses akhirnya adalah bergulat nikmat dengan karma dan jnana. Itulah maknanya sebuah titik akhir kehidupan spritual. Sedangkan cinta-bhakti artinya kehidupan spiritual yang penuh pengetahuan dan berbahagia.
Kelas intelektual komunitas (polistisi, profesional, pendidikan, industri-alis, ahli hukum dan sebagainya), semuanya terpesona oleh kemewahan dunia material, sibuk dalam pemujaan materialisme, meskipun mereka mempunyai kapasitas potenasial untuk memahami hubungan kooperatif antara manusia sebagai bagian dengan Totalitas Tertinggi. Orang beradab modern, yang tidak bekerjasama dengan rencana mantap Sri Krsna, telah keliru menyamakan diri sebagai produk energi material. Para pemimpin seperti itu menjadi batu penghalang dalam pengertian spritual hubungan kerjasama kita dengan Totalitas Tertinggi. Tanpa mengacu kepada referensi hubungan koperatif manusia dengan kebenaran mutlak, mereka bangga sekali membicarakan hasil-hasil sukses materialistik karena khayalan, pembicaraan semu yang menyenangkan. Mereka di antara kita setiap hari tekun membaca Bgavad-gita, tetapi sedikit sekali yang siap bekerjasama dengan rencana Sri Krsna.
Sri Krsna jayanti memberikan peluang kepada kita untuk menyusun pertemuan spritual untuk mewacanakan kitab suci seperti Bhagavad-gita dan Sri Krsna-Bhagavatam dan berjapa mengangungkan nama-nama Krsna. dalam kegiatan cinta-bhakti seperti ini, setiap orang bisa bergabung. Tidak ada batas kaya-miskin, tinggi-rendah, terdidik atau bodoh, asal atau ras, kepercayaan dan sebagainya. Bahkan, setiap orang mendapat peluang emas untuk mendengar dengan tunduk hati vibrasi spiritual dari kitab spritual. Aktif dalam kegiatan seperti ini akan menghidupkan kesadaran kita tentang hubungan abadi kita dengan Totalitas Tertinggi, Tuhan Yang Maha Esa. Jika hubungan ini bisa dihidupkan dengan proses berjapa, hati kita pun disucikan.
Tetap saja, jika para pemimpin masyarakat belajar tentan makna kitab suci teori dan praktek, manfaatnya besar sekali bagi seluruh masyarakat.
Pada hari Sri Krsna jayanti, dengan ini kami mengundang para pemimpin masyarakat, para pendidik, filosof, agamawan dan masyarakat luas pada umumnya untuk datang dan mengetahui seni kehidupan ini dan menerapkannya di seluruh aspek kehidupan. Marilah kita memikul tanggung jawab ini dan bertekad pada hari Sri Krsna jayanti ini…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar